Catatan Adam





Kamu tahu, aku sudah memperhatikanmu sejak dulu, pertama kali kita bertemu. Kamu selalu asik dengan sepedamu, sehingga kamu tak tahu kalau aku selalu memperhatikanmu. Baru kali ini aku melihat seorang perempuan yang suka menikmati hal-hal sederhana di kampusnya. Kamu aneh, kenapa kamu tidak menjadi seperti perempuan lainnya, perempuan yang normal.
Kamu tahu... aku begitu terpaku ketika kamu memandang ke arahku saat kita sedang ada kuliah Psikolinguistik yang membosankan. Sayangnya yang kamu lihat bukan aku, tapi Bagas. Yah...mungkin memang Bagas punya nasib yang lebih baik daripada aku, sehingga dia lebih layak untuk menyita perhatianmu...
Lalu mengapa Bagas? Bukankah waktu itu kamu sedang mencari tempat duduk Aldo? Mungkin kalau kamu melihat Aldo, kamu akan melihat aku juga, karena aku berada di sebelah kirinya. Namun, tetap saja kamu melihat ke arah Bagas.
Titan... aku suka caramu menikmati senja dalam diammu. Ingat kah kau senja di pantai itu? Aku menikmatinya juga. Tak sadar aku kalau kamu berada di sana. Tapi saat melihatmu, tak kuat ku menahan hasrat untuk menyapa. Aku berjalan mendekatimu, tapi tampaknya sosok Bagas yang tiba-tiba muncul lebih menarik perhatianmu. Pilu hatiku melihat Bagas selalu mampu lebih dulu...untuk menyita perhatianmu.
Juga tentang orange soup itu. Kamu tahu...Itu ideku, resepku, Bagas bahkan menyemangatiku ketika membuatnya. Lalu kau mengira itu persembahan dari Bagas. Lesu hatiku...Tapi tak apalah, aku senang kamu sangat menikmati soup itu.
Terima kasih Titan...terima kasih sudah datang...ke bazar itu, sehingga aku bisa menunjukkan hatiku. Meski kamu tak menyadarinya, setidaknya aku tahu kalau kamu suka dengan soupku....
Kamu begitu manis dan indah, Titan. Kamu cahaya yang sempurna...


Sumber gambar http://attractgetwomen.com/improve-your-love-letter-skills-and-attract-women-who-love-romance/




0 komentar:

Posting Komentar

Catatan Adam