Harry Potter




Siang itu gue nonton TV sama Nabilla, kebetulan waktu itu ada tayangan Harry Potter yang udah di-dubbing. Filmnya jadi gimana gitu kalo menurut gue. Tapi karena film itu cocok banget buat anak-anak, gue jadi berpikir mungkin Nabilla akan suka dengan film dubbingan itu.
“Dek, nonton ini loh film penyihir, Harry Potter.”
“Helikopter?”
“Harry Potter!”
“Lha iya Tante, helikopter! Tante nggak denger ya?”
Oooh, ponakan gue belum makan korek kuping rupanya. “Bukan helikopter Dek, HA-RRY  PO-TTER.”
Tapi Nabilla nggak ngerti juga dan masih nanya, “Gimana Tante?”
Oke, biar gue nggak mendadak kena tekanan darah tinggi, gue eja aja.
”HAR-RY  POT-TER,” pakai aksen English, lalu gue tambahin lagi yang versi English tradisional. “HE-RI-PO-TER.”
Lalu dengan pede-nya Nabilla mengikuti, “Oooh, Helipoter.”
Gue mulai pengen menggigit benda-benda keras. “H-A-R-R-Y P-O-T-T-E-R!!”
“Herikopter?” Nabilla niruin dengan mukanya yang innocent.
Duuh, Dek, besok-besok kalo makan ubi pakai keju ya, biar bisa bahasa Inggris.
“Adek hari ini ngaji nggak?”
“Kenapa Tante?”
“Ayo tante ajak ke Hogwarts, nanti kita protes ke orang tuanya Harry Potter, minta nama anaknya diganti jadi Abdullah aja biar gampang dilafalin.”
“Idul apa Tante?”
“Hmmmmmhhh....” hidung mulai kembang-kempis. Gue bingung ni anak sebenarnya kurang sesaji atau emang butuh dokter THT sih? “Emmm, kita mainan aja yuk dek, udah nggak usah nonton TV, TV-nya ngeselin.”
Nabilla mandangin gue lamaaaaa banget, lalu mukanya berubah berbinar-binar, “Ayo, mainan helipoter Tante!!”
“HELIKOPTER!!”
*** 
Sumber gambar http://www.drunkmoviezone.com/drinking-games/harry-potter-and-the-sorcerers-stone/




3 komentar:

Harry Potter