KANGEN




Ceritanya nih, si Nabnab kangen. Beberapa bulan ini gue kerja di luar kota dan belum sempet pulkam. Jadi, kemarin (tumben-tumbennya) si gembul telfon.
“Tante?”
“Ya?”
“Tante, kapan pulang?”
Cieeee, seumur-umur baru kali ini Si Nabnab nyariin gue.
“Tante, pulangnya masih lama.”
“Yaaah,” ada napas kecewa dalam nadanya.
Jadi, sebagai tante yang baik (amiin), gue mencoba menghibur. “Adek, mau dibawain oleh-oleh apa?”
Denger kata oleh-oleh, dia langsung semangat.
“Aku mau kucing tante?”
“Hah? Kucing?”
Si Nabnab segera mengoreksi kata-katanya.
“Eh, aku mau sapi, Tante!”
“Sapi??”
“Eh, aku mau pizza, Tante!”
Sumpah, gue nggak ngerti apa gerangan yang ada di pikiran anak kecil.
“Yah, pizza’nya belum buka. Kan Tante pulangnya pagi.” Gue alesan aja sih. Bukannya pelit ya, tapi perjalanan dari Solo ke Cepu itu butuh waktu kurang lebih empat jam. Masak iya, gue mau kasih pizza dingin. Lagian ponakan gue juga doyannya singkong goreng, gue takutnya kalo dikasih pizza nanti mules-mules. “Tante bawain donat aja ya?”
“Iya-iya, donat aja!”
Alhamdulillah, dia masih mudah dihasut.
“Adek mau rasa apa?”
“Rasa bluberi, emmm..apalagi ya...?”
“Coklat? Keju?”
“Iya, terserah Tante aja.”
“Oke.”
“Yaudah ya Tante, assalamu’alaikum.”
Tut tut tut. Telfon mati.
Oh, barulah gue sadar. Ponakan gue bukannya kangen, tapi cuma mau menyampaikan aspirasi bentuk oleh-oleh aja. Oke, tante paham.
***





0 komentar:

Posting Komentar

KANGEN